Mahasiswa Manajemen Pendidikan UNESA Jadi Delegasi SEA-Teacher di Capiz State University 2025
![](https://statik.unesa.ac.id/profileunesa_konten_statik/uploads/mp-fip/thumbnail/8080bc49-c638-4821-8f48-8b9b2c940f94.jpg)
mp.fip.unesa.ac.id
– Kamis (13/01/25) Prestasi membanggakan kembali diraih oleh mahasiswa
Universitas Negeri Surabaya. Sebanyak 5 mahasiswa UNESA terpilih dalam program
SEA-Teacher Batch 10 Tahun 2025 yang diselenggarakan oleh Southeast Asian
Ministers of Education Organization (SEAMEO). Program pertukaran siswa guru
pra-jabatan ini memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan
pengalaman mengajar di sekolah-sekolah negara lain di Asia Tenggara. Salah satu
universitas tujuan dalam program ini adalah Capiz State University, Filipina.
Dari
5 mahasiswa UNESA yang mengikuti program ini, tiga diantaranya berasal dari
Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) yaitu Salsabil Alizahra dari Program Studi
Manajemen Pendidikan. Selain itu, terdapat satu mahasiswa dari Fakultas Bahasa
dan Seni (FBS) serta satu mahasiswa dari Fakultas Ilmu Sosial dan Politik
(FISIPOL). Para mahasiswa diberangkatkan pada hari 25 Januari 2025. Proses seleksi program ini
cukup ketat. Sosialisasi telah dilakukan selama 2 bulan di lingkungan UNESA dan
internal FIP dengan kriteria yang telah ditentukan oleh pihak Capiz State
University. Dari sepuluh pendaftar, lima mahasiswa terpilih melalui seleksi
berbasis wawancara dan motivation letter.
Mahasiswa
yang mengikuti program ini akan berperan sebagai peserta pertukaran pelajar.
Mereka akan mengikuti kegiatan sit-in di Capiz State University serta mengajar
di sekolah-sekolah Filipina sesuai dengan bidang akademik masing-masing. Salsa bil
Alizahra, sebagai perwakilan dari Manajemen Pendidikan, akan ditempatkan di
Publason, Filipina. Selain mengajar di sekolah dasar, ia juga akan melakukan
observasi terkait administrasi pendidikan, kurikulum, dan sistem pembelajaran
yang diterapkan di sekolah-sekolah Filipina.
Mahasiswa
tidak hanya berkesempatan mengajar namun juga belajar dan mengamati sistem
manajemen pendidikan disana. Hal ini menjadi kesempatan besar bagi mereka untuk
memperluas wawasan global. Progam ini memberikan berbagai benefit diantaranya
pengembangan keterampilan komunikasi dalam lingkungan internasional, Cross
Culture Understanding (CCU), memperoleh sertifikat yang diakui secara
global, serta memperkaya pemahaman mengenai kurikulum dan budaya Filipina.
Program ini juga diakui sebagai bagian dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM) UNESA dengan konversi setara 10 SKS.
Tim Internasionalisasi FIP memberikan dukungan penuh bagi mahasiswa yang mengikuti program ini, mulai dari pengarahan, pendampingan, mentoring, hingga pemantauan selama program berlangsung. Dr. Ima Widiyanah berharap mahasiswa, khususnya dari Manajemen Pendidikan, lebih berani keluar dari zona nyaman dan memanfaatkan kesempatan ini untuk meningkatkan kompetensi serta membangun jaringan internasional. Keberhasilan Salsabil Alizahra dan rekan-rekannya dalam program SEA-Teacher ini diharapkan dapat menginspirasi mahasiswa lainnya untuk mengikuti jejak mereka dan terus berprestasi di tingkat internasional. (nad/nna)