Menilai PPG Jalan Menuju Profesionalisme atau Sekadar Formalitas?

mp.fip.unesa.ac.id - Kamis (16/4/2025) Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) telah menjadi salah satu langkah yang diambil pemerintah untuk mencetak guru-guru profesional dan kompeten. PPG memberikan bekal pedagogik, sosial, dan kepribadian kepada calon guru untuk menghadapi tantangan di dalam kelas. Namun dalam praktiknya, PPG sering dianggap hanya sebagai syarat administratif untuk mendapatkan sertifikasi dan tunjangan. Akibatnya, esensi dari profesionalisme guru kurang tersentuh secara mendalam.
Salah satu tantangan besar dalam PPG adalah proses seleksi yang tetap menyisakan ketimpangan akses. Banyak calon guru dari daerah terpencil mengalami kesulitan mengikuti seleksi dan pelatihan karena keterbatasan infrastruktur. Selain itu, materi dan metode pembelajaran dalam PPG masih cenderung normatif dan tidak sepenuhnya relevan dengan dinamika kelas yang rumit. Ini membuat hasil PPG belum tentu mencerminkan kesiapan nyata dalam praktik mengajar.
Tidak hanya itu, banyak lulusan PPG yang belum mendapatkan penempatan atau justru kembali menganggur. Pertanyaan besar pun muncul: apakah PPG benar-benar menjamin kualitas dan kesejahteraan guru, atau hanya menambah beban administratif? Tanpa kebijakan rekrutmen dan distribusi guru yang terencana, PPG bisa menjadi program yang tidak berkelanjutan.
Karena itu, pemerintah harus memperbaiki ekosistem PPG secara menyeluruh. Mulai dari seleksi yang lebih inklusif, kurikulum yang adaptif, hingga jaminan karier bagi lulusan. Profesionalisme guru tidak cukup hanya dibentuk dari pelatihan, tetapi juga dari dukungan sistem yang menghargai dan memfasilitasi pekerjaan nyata mereka. Jika dilaksanakan dengan visi yang kuat, PPG dapat menjadi kunci emas untuk menciptakan generasi pendidik yang benar-benar berdampak. [fie]
Narasi dan Gambar ini dibuat dengan bantuan AI