HOROR!!! MAHASISWA INI MAMPU MENYANDANG PULUHAN KEJUARAAN JUGA KOMPETISI, AKTIF DI BERBAGAI ORGANISASI, DAN KULIAH BERPRESTASI
mp.fip.unesa.ac.id
– Senin (02/09/24) Cahyo Febri Wijaksono, merupakan mahasiswa Program Studi S1
Manajemen Pendidikan Angkatan 2020 yang kini telah menjadi alumni pada saat
Wisuda-110 UNESA. Semasa kuliahnya dia tidak hanya seorang ‘Mahasiswa Kupu-Kupu
(Kuliah Pulang)’ tapi ia merupakan ‘Mahasiswa Kura-kura (kuliah rapat)’.
Mengapa demikian? Karena ia merupakan salah satu mahasiswa yang aktif dalam
organisasi. Tidak hanya itu, ia merupakan ‘Mahasiswa Kursi-Kursi (Kuliah juga
Kompetisi)’. Jadi, selama masa kuliahnya tidak hanya disibukkan dengan aktif
berorganisasi saja, tapi juga kerap mengikuti berbagai kompetisi/perlombaan
baik didalam atau diluar kampus. Meskipun begitu, ia juga tidak lalai dengan
tugas utamanya yakni di bidang akademik. Sungguh menakjubkan, bukan? Mari kita
kupas apa saja Langkah jitu yang ia terapkan dan apa motivasi seorang Cahyo F. Wijaksono.
Setiap
tahunnya, Cahyo terbiasa untuk membuat roadmap target pencapaian, atau
biasa orang menyebut ‘Resolusi’. Ia mencatat setiap detail perbulannya mengenai
target apa yang ingin ia capai, bagaimana strategi untuk itu, serta rules yang
berisi reward-punishment dan dengan sadar akan ia terapkan secara
disiplin. Dengan begitu, ia mampu mengetahui kapan ia harus sangat sibuk dan
sebaliknya, kapan dan seberapa lama waktu yang ia butuhkan untuk mempersiapkan
suatu hal. Ia menyadari bahwa penerapannya tidak semudah seperti indahnya quotes
motivasi, membuat perencanaan tertulis dan manajemen waktu juga bukanlah
satu-satunya cara untuk mencapai tujuan tanpa hambatan, tetapi dengan cara
tersebut ia dapat menganalisis kebutuhan, mencegah hambatan serta dapat
membantu dalam bertahan disetiap dinamika dan permasalahan yang muncul. Dalam
prosesnya sebagai manusia biasa yang terbatas, hambatan dan kendala pasti ada.
Kendala terbesarnya ialah dalam hal energi. Untuk itu, perlunya Work-Life
Balance, yakni pentingnya menyeimbangkan antara beraktivitas dan istirahat,
mengenali batas kemampuan diri dan tidak memaksakan diri untuk terlibat di
setiap detail prosesnya hingga mengorbankan waktu istirahat yang berlarut-larut.
Tercatat
bahwa Cahyo telah mengikuti tidak hanya satu atau dua Organisasi semasa
kuliahnya, diwaktu yang sama ia juga kerap menjuarai berbagai ajang kompetisi
bertaraf nasional maupun internasional lebih dari 50 kali. Strategi yang kerap
ia terapkan untuk memilih organisasi atau kompetisi serta kiatnya ialah dengan
menentukan tujuan, yang tentunya sesuai dengan pribadi masing-masing.
Selanjutnya, merangkai kiat-kiat apa sajakah yang dibutuhkan sehingga kita
dapat mencapai tujuan tersebut, mencari dan bergabung dengan lapangan (UKM/Komunitas/Organisasi)
yang mewadahi minat dan selaras dengan tujuan yang sudah kita tentukan. Dan
ternyata, ada suatu tulisan yang mampu mengobar semangatnya, membuatnya
mencitai ilmu pengetahuan sehingga ia terlibat dalam berbagai organisasi, kompetisi,
dan pengabdian, “Tidak semua hal sudah kita ketahui, pengetahuan tidak akan
bisa habis dan tidak boleh habis. Demikian juga, pengetahuan baru akan
menimbulkan persoalan baru, terus menerus. Tetapi, persoalan baru itu akan
terus menerus pula bisa diselesaikan. Tidak ada batas pengetahuan dan tidak ada
pula batas-batas persoalan. Inilah bagian dari kehidupan manusia dan bagian
dari dunia pikiran. Barang siapa yang mengaku bahwa ada batas pengetahuan atau
batas persoalan, maka dia jatuh ke lembah mistika dan terperangkap dogmatisme (Tan
Malaka)”. Semoga dari pengalaman seorang Cahyo Febri Wijaksono yang luar biasa
dapat memotivasi kita untuk terus mencintai Ilmu Pendidikan serta prosesnya. (upI/kap)