Inovasi Teknologi: Mempermudah Pembelajaran Dosen dan Mahasiswa dengan Bijak Menggunakan AI
mp.fip.unesa.ac.id
– Jum’at (29/11/24) Teknologi artificial intellegence atau disebut AI menjadi
inovasi dalam dunia Pendidikan dan memberikan manfaat besar bagi dosen dan
mahasiswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. AI telah membawa perubahan
signifikan dalam cara belajar mengajar dengan personalisasi pembelajaran,
efisiensi tugas administratif, dan pengembangan alat pendukung akademik.
Salah
satu penerapan AI yang paling dirasakan manfaatnya adalah personalisasi
pembelajaran. Dengan algoritma cerdas, AI mampu menganalisis data mahasiswa
untuk menyesuaikan materi dengan kebutuhan individu sehingga mahasiswa dapat
belajar sesuai kecepatan dan gaya belajar masing-masing. Selain itu, AI juga mempermudah evaluasi
akademik. Dosen dapat mengurangi beban kerja administratif sambil memastikan
konsistensi dan akurasi penilaian. Analisis berbasis data melalui AI juga
membantu mengidentifikasi area yang perlu ditingkatkan pada pembelajaran
mahasiswa.
Contoh
paling menarik adalah penerapan ChatGPT, sebuah model AI yang telah terbukti
efektif dalam membantu mahasiswa belajar secara lebih interaktif. ChatGPT dapat
memberikan penjelasan instan, menjawab pertanyaan, bahkan memberikan saran atau
rekomendasi tentang materi Pelajaran sehingga mahasiswa dapat belajar secara
mandiri tanpa batasan waktu. AI juga
diharapkan terus berkembang dalam mendukung pembelajaran daring. Penggunaan
chatbot untuk bimbingan akademik, augmented reality (AR), dan virtual reality
(VR) menjadi elemen yang dapat membuat pengalaman belajar lebih menarik. Selain
itu, alat analisis berbasis AI juga digunakan untuk mengidentifikasi pola dan
tren dalam aktivitas belajar mahasiswa, sehingga memberikan rekomendasi yang
relevan untuk meningkatkan prestasi akademik mereka.
Disamping
manfaatnya, implementasi AI dalam pendidikan memiliki banyak hal yang perlu
dipertimbangkan. Penelitian menunjukkan beberapa kendala, seperti risiko
ketergantungan mahasiswa pada AI sehingga mahasiswa terlalu mengandalkan AI,
keterbatasan literasi digital di kalangan pendidik dan mahasiswa, membuat para
mahasiswa malas membaca buku/literature karena proses AI yang instan dan
informasi di AI perlu belum sepenuhnya akurat. Salah satu konsekuensi
menggunakan AI tanpa etika, ujar Wakil Menteri Stella Christie, ialah
ketidakmampuannya dalam membedakan kualitas setiap karya karena tumpulnya
kepekaan dan daya kritis pengguna akibat terlalu bergantung sepenuhnya pada AI.
Maka dari itu, diperlukannya integrasi yang tepat, dan bijak dalam menggunakan AI
dapat menjadi solusi untuk meningkatkan efisiensi dan aksesibilitas pendidikan
di Indonesia. (nad)
Narasi
dan Gambar dibuat dengan bantuan AI